Friday, November 11, 2011

UNDANGAN PENULISAN MAKALAH ILMIAH POPULER



”PANGAN RAKYAT: SOAL HIDUP ATAU MATI, 60 Tahun Kemudian”
Refleksi Pidato Bung Karno pada Peletakan Batu Pertama
Kampus IPB Baranangsiang

Dalam rangka menyambut 60 tahun pendirian kampus IPB Baranang Siang, Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) bekerjasama dengan Departemen Agribisnis FEM IPB, dan LSM BK Peduli mengajak seluruh civitas Institut Pertanian, baik dari kalangan staf pengajar atau dosen, Alumni/Peneliti/Tokoh Masyarakat-Nasional di berbagai Bidang, mahasiswa pascasarjana (S2/S3), maupun mahasiswa S1 untuk berpartisipasi dalam penulisan makalah ilmiah populer yang bertajuk “Pangan Rakyat: Soal Hidup atau Mati”. Penulisan makalah ini merupakan hasil buah pemikiran dari bidang keilmuan masing-masing yang nantinya akan dikumpulkan dalam buku. Berikut adalah ketentuan umum dan khusus untuk penulisan makalah tersebut:
Ketentuan Umum Untuk Semua Kategori:
1.     Tulisan merupakan karya asli penulis/tim penulis yang belum atau tidak pernah dipublikasikan dalam bentuk media apapun.
2.     Tulisan bersifat ilmiah populer, setebal 10-20 halaman (termasuk Cover dan tanpa lampiran).
3.     Penulis dapat menetapkan judul yang berbeda tetapi sesuai dengan topik diatas.
4.     Batas penyampaian tulisan selambatnya 10 Februari 2012, melalui email : ipb.bs60thn@gmail.com (cc ke : perhepi.adm@gmail.com) dengan menyertakan alamat email dan nomor kontak yang bisa dihubungi.
5.     Naskah tulisan dikirim dalam bentuk softfile, dan format .doc. Panitia tidak menerima naskah tulisan dalam bentuk print out/hardcopy.
6.     Apabila terdapat jumlah tulisan yang banyak maka editor akan memilih tulisan yang akan dicetak/dipublikasikan dengan kriteria utama: a) relavansi tulisan dengan topik, b) kreativitas dan orisinalitas tulisan, c) orientasi tulisan ke masa yang akan datang.
7.     Naskah yang masuk menjadi hak milik panitia, ketika akan diterbitkan/dipublikasikan akan menyebutkan identitas penulis.
8.     Naskah diketik 1,5 spasi dengan menggunakan jenis dan ukuran huruf Arial 11pt. Batas pengetikan samping kiri : 4 cm, samping kanan/batas atas/batas bawah : 3 cm, dengan ukuran kertas A4.

Ketentuan Khusus:
·         Kategori Dosen atau Staf Pengajar, Alumni/Peneliti/Unsur Pemerintahan, dan Tokoh Masyarakat Nasional Berbagai Bidang:
Cover naskah, sekurang-kurangnya harus memuat : Judul, Nama Penulis, Departemen/Fakultas, dan identitas pendukung.

·         Kategori Mahasiswa Pascasarjana S2/S3:
Cover naskah, sekurang-kurangnya harus memuat : Judul, Nama Penulis dan nomor pokok mahasiswa/Program Studi, Nama Peguruan Tinggi, Kota dan Tahun.

·         Kategori Mahasiswa S1:
Penulis merupakan satu kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang mahasiswa, yang setidaknya berasal dari 2 (dua) departemen/program studi yang berbeda.
Cover naskah, sekurang-kurangnya harus memuat : Judul, Nama Tim Penulis dan nomor pokok mahasiswa, Nama Peguruan Tinggi, Kota dan Tahun.


Sebagai bahan referensi, pengantar buku “PANGAN RAKYAT: SOAL HIDUP ATAU MATI” dapat di download atau diunduh pada link berikut ini:


Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Departemen Agribisnis FEM IPB, dan LSM BK Peduli.

Komunikasi terkait kegiatan ini dapat Mengubungi Panitia

PANGAN RAKYAT: SOAL HIDUP ATAU MATI, 60 Tahun Kemudian”
Refleksi Pidato Bung Karno pada Peletakan Batu Pertama
Kampus IPB Baranangsiang

Feryanto, SP. M.Si /0813 8285 5811/ fery.william@gmail.com    
Dra. Yusalina, M.Si/ 0812 1976 563/ yusalina_y@yahoo.com
Twitter : @ipb_bs60thn
Blog : ipb-bs60thn.blogspot.com
Facebook : ipb_bs60thn

Sunday, October 2, 2011

Refleksi Pidato Bung Karno pada peletakan Batu Pertama

Plakat
IPB_BS60Thn - Pada peletakan batu pertama pembangunan Gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia - yang kemudian berganti nama menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB) - Presiden RI pertama Sukarno menyampaikan sebuah pidato yang sangat penting dan bersejarah yang diberi judul "Soal Hidup atau Mati". 
Pidato tanggal 27 April 1952 itu mengemukakan arti penting penyediaan makanan bagi rakyat. Sedemikian pentingnya sehingga Bung Karno menyebut persoalan pangan sebagai 'persoalan hidup atau mati' bangsa ini.

Paling tidak terdapat tiga aspek penting dari pidato itu. Pertama, penekanan pada urgensi permasalahan yang dihadapi. Pangan atau makanan benar-benar merupakan hal yang sangat mendesak dan harus berada pada prioritas tertinggi. Kedua, rincian perhitungan dan logika teknis yang diajukan. Pidato yang dapat dikategorikan sebagai pidato politik - karena disampaikan oleh serorang Presiden - memiliki dimensi teknis yang kuat. Hal ini mengisyaratkan bahwa urusan pangan memang harus diselesaikan secara teknis dan membutuhkan komitmen dan keputusan politik yang kuat; tidak dapat hanya salah satunya saja. Ketiga, solusi yang diajukan untuk mengatasi masalah besar itu.
Pidato soal hidup mati bangsa itu tidak berisi janji-janji program atau rencana apa yang akan dilakukan pemerintah, tetapi penuh dengan ajakan kepada kaum muda untuk menjawab permasalahan bangsa, juga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai solusi.
Enam puluh tahun kemudian ternyata permasalahan pangan tampaknya masih relevan sebagai salah satu prioritas utama yang dihadapi bangsa Indonesia. Urgensinya menjadi bertambah mendesak karena faktor perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam serta peningkatan jumlah penduduk. Meskipun dalam arti yang berbeda dengan 60 tahun yang lalu, tidak berlebihan jika pada dekade kedua abad 21 ini persoalan pangan masih tetap dapat diibaratkan sebagai "persoalan hidup dan mati".

***